Kamis, 19 April 2012

pemindahan tanah mekanis


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang Proyek
Jalan Tol Semarang-Solo adalah jalan tol di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jalan Tol Semarang-Solo menghubungkan kota Semarang dengan Surakarta. Tol ini mulai dibangun tahun 2009 oleh Jasa Marga dan diperkirakan akan selesai tahun 2012. Panjang jalan tol ini adalah 75,7 km.
Semarang dan solo adalah salah satu daerah yang berpotensi untuk menjadi kota besar dan maju,untuk itu perlu jalan tol yang memudahkan akses menuju kota tersebut agar akses jalan bisa berjalan lancar dan tanpa hambatan. Akibat dari penataan kota yang belum efektif dan merata ini yang menyebabkan belum di perhatikannya jalan ini. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah karena solo dan semarang merupakan kota yang sama sama berkembang dan banyak kerjasama diantara industrinya. Gubernur Jawa Tengah, menyatakan tol ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Tol ini juga memiliki fungsi strategis, salah satunya karena menjadi penghubung Ungaran sebagai kawasan industri dengan Semarang. Pemerintah Kota Salatiga meminta simpang susun (interchange) tol Semarang-Solo di sekitar pusat kota untuk mengantisipasi kemungkinan Salatiga menjadi kota mati akibat realisasi tol ini.
Pada tahun ini akan diadakan proyek yang merupakan penanggulangan / perbaikan / peningkatan sarana prasarana yang sudah ada dengan perkerasan beton. Manfaat proyek ini adalah agar dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna jalan yang melintasi jalan tersebut. Proyek ini diberi nama : “Pembangunan Jalan Tol Trans Jawa

B. Tinjauan Umum proyek
            Setelah melihat, memahami dan mempertimbangkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang di tinjau adalah:
1.      Bagaimana mempersiapkan alat berat untuk mendukung pelaksanaannya ?
2.      Bagaimana keseimbangan antara efisiensi total biaya dan waktu dalam pemilihan tipe alat berat?
3.      Bagaimana metode  perhitungan yang mengacu dalam perencanaan pelaksanaan perhitungan proyek?
     
C. Lokasi Proyek
No
Seksi
Panjang
1
Seksi 1 (Tembalang - Ungaran)
16.3 km
2
Seksi 2 (Ungaran - Bawen)
13.33 km
3
Seksi 3 (Bawen - Salatiga)
18.2 km
4
Seksi 4 (Salatiga - Boyolali)
22.4 km
5
Seksi 5 (Boyolali - Karanganyar)
11.1 km

D. Lingkup pekerjaan proyek
       Dalam perencanaan pekerjaan tanah proyek pembangunan jalan tol trans jawa meliputi :
  1. Pekerjaan persiapan :
a)    Pengukuran, Shop Drawing & As Built Drawing
b)   Penjilidan Dokumen Kontrak
c)    Pembuatan Laporan & Dokumentasi
d)   Pembuatan Papan Nama Proyek
e)    Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan
  1. Pekerjaan tanah :
a)    Galian tanah
b)   Perataan / pemadatan tanah
  1. Pekerjaan saluran :
a)    Galian tanah
b)   Perletakan pipa
c)    Pemadatan tanah


E. Pelaksanaan proyek
Dalam proyek ini pekerjaan yang kita buat adalah pekerjaan saluran dengan langkah pekerjaan sebagai berikut :
1.      Menggali tanah dengan backhoe
2.      Meletakan saluran ke lubang galian
3.      Menimbun kembali lubang galian yang telah di masukkan saluran  dengan wheel loader
4.      Memadatkan timbunan tanah dengan menggunakan trench roller
5.      Mengangkut sisa galian tanah ke tempat lain menggunakan dump truck
Adapun data – data pekerjaan :
1.      Panjang galian tanah             : 15 km
2.      Lebar                                     : 0,6 m
3.      Tinggi urugan / tinggi galian : 1 m
4.      Jenis tanah urug                    : Lempung tanah liat asli (timbun kembali tanah galian)
5.      Berat isi tanah                       : 2700 lb/cuyd
6.      Swell = 22% , load factor = 82%
7.      Peralatan : backhoe caterpillar tipe 225 dengan stick 2440 dan kapasitas bucket 1 m3, wheel loader caterpillar model 930 kapasitas 1,15 m3 , trench roller, serta truck
8.      Kondisi manajemen baik dan kondisi medan kerja baik.
9.      Jarak yang di tempuh medan ke tempat pembuangan 7 Km.

F. Sumber data                                                     
            infrastruktur-jalan-detail.asp.htm
G. Gambar situasi lokasi proyek
Text Box: Lokasi II           
Text Box: Lokasi I
 




Keterangan :
Lokasi I  à lokasi proyek penggalian saluran, peletakan pipa, pengurugkan saluran,        pemadatan dan perataan tanah
Lokasi II   à   lokasi pembuangan sisa pemadatan tanah.

H. Gambar denah dan Potongan
lapisan penutup atap.jpg
xxxx.jpg

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam pekerjaan bangunan sipil yang besar kadang-kadang dituntut masalah penyelesaian yang cepat. Untuk itu perlu mempertimbangkan penggunaan alat-alat berat yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang bersangkutan. Hal ini tidak dapat dihindari, mengingat pemanfaatan  tenaga manusia secara manual dengan alat-alat konvensional sudah tidak efisien lagi. Pembangunan bangunan gedung, jembatan , jalan, bendungan dan lain-lain merupakan  pekerjaan yang besar yang membutuhkan alat-alat berat dalam pelaksanaannya.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan  antara lain meliputi pekerjaan tanah, pekerjaan batu, pekerjaan beton dan pekerjaan penunjang pekerjaan pokok. Dalam pelaksanaan pekerjaan teersebut perlu didukung disiplin ilmu yang lain diantaranya Geologi, Geodesi, Geoteknik,dan lain-lain, dan juga perlu fasilitas pendukung untuk mobilisasi alat yang akan digunakan.
Dalam proposal ini penyusun mencoba memberikan pengertian dasar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan alat berat , terutama pada pelaksanaan pemindahan tanah. Beberapa hal akan diuraikan tentang pengenalan sifat-sifat tanah dan juga pengertian dasar mengenai alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis
A.    SIFAT-SIFAT TANAH
Beberapa sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan pemindahan, penggusuran , dan pemampatan perlu diketahui,karena tanah yang dikerjakan akan mengalami perubahan dalam volume dan kepampatannya. Keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang sering dijumpai dalam pekerjaan –pekerjaan tanah meliputi:
1. keadaan asli (bank) yaitu keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah terssebut terusik 
2. keadaan lepas (loose) yaitu keadaan tanah setelah mengalami gangguan , baik yang berupa kegiatan pemotongan , penggalian , dan lain-lain
3. Keadaan padat (compact) yaitu keadaan tanh setelah diberikan usaha-usaha pemampatan dengan bermacam cara baik dengan alat maupun dengan ttenaga manusia
B.     PENGENALAN DASAR ALAT
Faktor – faktor yang menentukan dalam penggunaan alat berat adalah:
1.      Tenaga yang dibutuhkan (power required)
2.      Tenaga yang tersedia (power available)
3.      Tenaga yang dapat dimanfaatkan (powwer usable)
Hubungan antara tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia , dan tenaga yang dapat dimanfaatkan adalah sangat penting diketahui, karena dapat menentukan  berapa kapasitas alat yang harus dipilih untuk sesuatu pekerjaan yang dilakukan. Beberapa hal yang mempengaruhi besarnya tenaga yang dapat dimanfaatkan  dari alat berat adalah:
1.      Ketinggian tempat kerja
Yang dimaksud dengan ketinggian disini adalah lokasi / tempat bekerjanya alat terhadap permukaan air laut. Seperti kita ketahui bahwa mesin dari alat yang digunakan kebanyakan dari jenis internal comstion engins, yang bekerjanya atas dasar pembakakaran campuran zat asam (oksigen) dari udara dengan bahan bakar. Untuk mendapatkan tenaga maksimal dalam pembakaran mesin harus dipnuhi syarat-syarat perbandingan yang tepat antara bahan bakar dan oksigen. Apabila kerapatan udara berkurang , misalnya karena berada pada tempat yang lebih tinggi , maka jumlah oksigen per satuan volume dalam udara juga berkurang , sehingga mesin tidak dapat mencapai pembakaran  yang sempurna.
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna , tentu saja bahan bakar dikurang , agar pebandinga oksigen dan bahan bakar memenuhi persyaratan, tetapi hal ini akan menyebabkan tenaga mesin berkurang , dan pengertian ini , maka berkurangnya tenaga mesin sebanding dengan kerapatan udara, sehingga untuk pertimbangan praktis , dianggap bahwa berkurangnya tenaga mesin berbanding lurus dengan bertambahnya ketinggian tempat kerja.
Praktisnya dapat ditulis menjadi berkurangnya tenaga esin adalah sebesar 3% dari HP (Horse Power) seluruhnya untuk tiap penambahan 1000 feet diatas 3000 feet yang pertama , dari atas permukaan air laut untuk four cycle engines. Untuk two cycle engines berkurang sebesar 1% tiap penambahan ketinggian 1000 feet.
2.      Temperatur
            Apabia suhu udara naik , udara mengembang , hal ini akan mengurangi kandungan oksigen per satuan volume udara, sehingga akan mengurangi tenaga mesin. Pengaruh berkurangnya tenaga pada mesin akibat temperatur ini adalah , tenaga mesin berkurang sebesar 1% untuk tiap suhu udara naik 10% untuk tiap suhu udara naik 100 F di atas temperatur standar 850F , atau tenaga mesin akan bertambahan 1% bila suhu udara turun 10% F dibawah temperatur standar 850 F.
3.      Koefisien Traksi
            Tenaga mesin alat hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang maksimal apabila ada gesekan yang cukup antara permukaan ban / roda dengan permukaan tanah tempat alat tersebut bekerja . Apabila gesekan antara tanah dengan roda / ban kurang, maka tenaga berlebih yang dilimpahkan kepada roda hanya akar menyebabkan selip.
            Koefisien traksi adalah besarnya tenag tank yang menyebabkan selip diagi dengan berat kendaraan keseluruhan (untuk crawler/ roda rantai) atau besarnya tenaga tarik yang menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaran yang terlmpah pada roda geraknya.
4.      Tahanan Gellinding (Rolling araesistance = RR)
            Rolling resistance yaitu tenaga tarik yang diperlukan untuk menggerakan tiap ton berat kendaraan termasuk muatannya di atas ermukaan yang datar.            Untuk kendaraan beroda ban rolling resistance dipengaruhi oleh faktor-faktor ukuran ban , tekanan angin, dan bentuk kembang dari permukaan ban. Sementara itu untuk kendaraan beroda rantai rolling resistance biasanya tergantung dari sifat permukaan tanah.
Untuk menentukan besarnya rolling rresistance secara pas akan sangatlah sulit . Oleh sebab itu perlu digunakan percobaan seederhana menarik kendaraan dengan menggunakan tali penari yang dilengkapi alat pengukur tegangan . Tegangan tali penarik  (kilogram / lbs) dibagi dengan berat total kendaraan dan muatan (ton) adalah besarnya rolling resistance.
5.      Landai permukaan
Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak , tenaga traksi yang diperlukan oleh kendaraan akan naik pula, kira – kira akan sebanding dengan tanjakan jalan yang dilalui . Demikian juga bila turun , tenaga yang diperlukan berkurang dengan nilai yang sama seperti jalan menanjak. Landai jalan dinyatakan dalam persen (%) , ialah perbandingan antara perubahan ketinggian per satuan panjang jalan.
Penambahan dan pengurangan tenaga traksi akibat adanya tanjakan atau turunan dapat dikatakan berbanding lurus dengan % naik turunnya landai jalan tersebut. Meskipun keadaan sebenarnya tidak dapat demikian , namun secar praktis pernyataan tersebut dapat digunakan secara praktis , karena hasilnya tidak begitu jauh dengan kenyataan. Misalnya sebuah kendaraan dengan berat 1000 kg melewati jalan naik dengan landai 5% , maka tambahan tenaga traksi yng diperlukan = 5% x 1000 = 50 kg.
Secara mudah pengaruh landai (grade) ini adalah sebesar 10 kg atau 20 lbs per ton berat kendaraan setiap % grade ,. Dalam hitungan – hitungan kebutuha tenaga traksi kta bedakan antara tanjakan atau turunan sebagai berikut :
a.       Grade Resistance adalah tanjakan yang mengakibatkan bertambahnya tenaga traksi yang diperlukan
b.      Grade resistance adalah turunan yang mengakiatkan berkurangnya tenaga traksi yang diperlukan.
6.      Tenaga Roda (Rimpull)
Tenaga roda adalah tenaga gerak yang dapat disediakan oleh mesin kepada roda-roda gedrak suatu kendaraan yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs    
7.      Tenaga Tarik (Drawbar Pull = DBP)
Tenaga tersedia pada traktor / kendaraan yang dapat dihitung untuk menarik muatan disebut tenaga tarik traktor (drawbar pull) ialah tenaga yang terdapat pada gantol (hook) belakang traktor tersebut, yang dinyatakan dalam kilogram atau lbs.
Dari tenaga mesin secara keseluruhan setelah dikurangi untuk mengatasi gesekan – gesekan mekanisme traktor ,untuk tenaga menggerakan kendaraannya sendiri dan lain pengaruh yang mengurangi daya guna mesin maka sisa dihitung sebagai DBP. DBP ini besarnya bergantung juga pada gear selection untk masing-masing gigi dinyatakan masing-masing DBP nya untuk kecepatan maksimal pada tersebut , pada putaran mesin tertentu (rated RPM)

8.      Kemampuan Mendaki Tanjakan (gradability)
Kemampuan mendaki tanjakan ini adalah landai maksimal yang dapat ditempuh oleh sebuah traktor atau kendaraan yang dinyatakan dalam % landai. Kemampuan ini berbeda pada masing-masing keadaan traktor / kendaraan yang kosong atau yang isi muatan tau dalam keadaan menarik muatan atau kecepatan pada gigi yang dipilih dan sebagainya. Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mover) dibatasi oleh :
a.       Daya tarik (DBP atau Rimpull) yang disediakan oleh mesin
b.      Rolling resistance pada permukaan jalan
c.       Berat total dengan muatan dan
d.      Landai permukaan jalan yang dilalui.
Untuk crawler tracktor kemampuan mendaki dihitung berdasarkan sisa dari DBP seluruhnya dkurangi dengan DBP yang dibutuhkan untuk menaggulangi rolling resistance.
9.      Pengaruh Lain
Beberapa hal perlu juga dipertimbangkan dalam menghitung produksi alat yang digunakan antara lain sebagai berikut:
a.       Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
b.      Material yang dikerjakan , berat volume , jenis tanah kohesif , lekatannya besar , sehingga perlu dipilih alat yang sesuai , demikian juga untuk tanah kepasiran (lepas) . Faktor besar kecilnya kembang susut tanah perlu juga untuk diketahui untuk menghitung efisiensi pnggunaan alat
c.       Efisiensi kerja , disini dipertimbangkan efisiensi kerja untuk siang atau malam akan berbeda
Traktor
Kerja efektif (menit /jam)
Efisiensi kerja
Kerja siang :
-          Crawler
-          Wheel

50
45

0,8
0,75
Kerja malam
-          Crawler
-          Whwll

45
40

0,75
0,67
d.      kemampuan operator, jika operator mampu dan berpengalaman , akan diperoleh hasil yang optimal
e.       keadaan medan yang baik akan mempengaruhi produksi kerja , sebaliknya bila medan jelek ,berdebu , berkabut dan tidak rata / datar akan mengurangi produksi kerja.
f.       Kondisi alat yang digunakan , jika alat masih baik , terpelihara akan sangat membantu meningkatkan produksi , sebaliknya bila kondisi alat sudah tua , sering macet /  rusak akan sangat mengganggu kelancaran pekerjaan dan produksi.

C.    PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIK
Salah satu pekerjaan yang membutuhkan perhatian dan penanganan khusus pada proyek pembangunan jalan adalah pekerjaan tanah karena pekerjaan ini
a.      membutuhkan banyak alat berat untuk mendukung pelaksanaannya.
b.      Pemilihan tipe alat berat harus mempertimbangkan aspek efisiensi biaya, waktu, pemakaian lahan, serta keseimbangan produksi alat satu dengan alat yang lain.
c.       Digunakan metode perhitungan yang mengacu pada Pedoman Pokok Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Peralatan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.


D.    ALAT YANG DIGUNAKAN
1.      Buldozer
            Buldozer merupakan alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama. Disebut buldozer karena traktor ini dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini attachmentnya adalah blade.            Buldozer merupakan salah satu jenis dozer untuk mendorong lurus kedepan , selain ada juga dozer yang dapat mendorong kesamping (biasanya sudut sorongnya 250)
Untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ,terutama jalan raya ,landasan pesawat terbang dan sebagainya, buldozer bersifat serbaguna dan dapat melakukan tugas-tugas seperti berikut:
a.      Pembersihan lapangan pekerjaan dan pepohonan , kayu-kayu dan bonggol-bonggolnya , puing-puing bekas bangunan dan sebagainya, pekerjaan ini sering disebut clearing
b.      Pembukaan jalan –jalan kerja darurat menuju ketempat lokasi pekerjaan
c.      Pembukan atau penggusuran tanah dalam jarak dekat (100 m)
d.     Mendorong scraper pada waktu memuat (push)
e.      Meratakan timbunan tanah pada daerah fiil, mengisi kembali galian atau spreading dan sebagainya
f.       Memelihara jalan kerja,jalan anngkut
g.      Menyiapkan bahan-bahan dari quarry atau tempat pengambilan material
h.      Mengupas tanah bagian atas yang jelek atau stripping
i.        Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata (finishing)
2.      Alat pemadat (roller)
            Untuk pekerjaan –pekerjaan landasan pesawat terbang ,jalan raya , tanggul-tanggul, stabilitas tanah mutlak diperlukan. Berbagai cara dilakukan dalam usaha pemampatan tanah secara mekanis yaitu dengan cara penggilasan dengan menggunakan roller (penggilas). Klasifikasi roller banyak dikenal antara lain:
a.       Berdasar cara bergeraknya , ada yang bergerak sendiri (self propelled) dan ada yang ditarik traktor (towed)
b.      Berdasarkan bahan roda-roda penggilasnya , ada yang tterbuat dari baja (steel whell) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic)
c.       Dilihat dari bentuk permukaan roda, ada yang bentuk permukaannya halus (plain), segment, grid , sheepfoot (kaki domba) dan lain-lain
d.      Dilihat dari susunan roda-roda gilas, ada yang beroda tiga (three whell) , tandem roller (roda dua) dan three axle tandem roller
e.       Alat penggilas khusus ,misalnya vibrating roller bekerjanya menggunakan getaran sebagai unsur utaa dalam usaha pemampatan tanah.
            Pemampatan adalah usaha mengurangi rongga – rongga udara dan air yang semula ada diantara butir-butir . Pengurangan atau pembatasan rongga- rngga  udara dibatasi pada proporsi dan syarat-syarat yang dotentukan dalam percobaan- percobaan laboraturium tanah .

3.      Alat penggali , pemuat , dan penebar
a.      Power shovel
            Dengan memberikanshovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat ini untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
            Pada umumnya power shovel ini dipasang diatas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel dilapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat . Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel  (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
4.      Alat pengangkut
            Truk adalah alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut karena kemampuannya , misalnya dapat bergerak cepat , kapasitas besar dan biaya oprasinya relatif murah. Alasan lain penggunaan truk sebagai alat angkut ialah karena kebutuhan truk mudah diatur dengan produksi alat-alat gali, sehingga truk sangat luwes dalam pengorganisasian dengan alat-alat yang lain. Hal ini sangat bermanfaat bagi penghematan biaya oprasi pelaksanaan proyek.
              Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk dapat digunakan dengan baik dan efektif adalah adanya jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras . Khusu untuk jlan angkut yang kurang baik dapat digunakan truk yang disebut dengan cross country ability yang harga dan biaya oprasinya lebih tinggi dan pada truk biasa. Beberapa hal yang membedakan macam truk adalah :
a.       Ukuran dan bahan bakar yang digunakan
b.      Banyaknya gigi perseneling (gear)
c.       Banyaknya roda gerak
d.      Susunan roda – roda dan banyaknya sumbu (gandar)
e.       Kemampuan angkut , dalam ton atau m3
f.       Cara membuang muatan , misalnya  rear dump , side dump , dan bottom dump

              Untuk pekerjaaan konstruksi sipil umumnya digunakan truk yang dapat membuang muatan dari bak secara otomatis . Truk semacam ini disebut dengan dump truk atau tipping truk. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi , sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan memebedakan arah muatan ditumpahkan dump truk dibedakan dalam 3 macam ialah:
1.      Rear dump truk yang membuang uatan kebelakang
2.      Side dump truk yang membuang muatan kesamping
3.      Bottom dump truk yang membuang muatan melalui bawah bak